Jumat, 11 April 2014

Meja Kerja 'Baru' dan Pasukan Buku Bacaan

Keliatan masih agak berantakan, tapi sekarang udah agak rapi kok. Hasil balas dendam gue ngeliat meja belajar yang (cukup) berantakan, membuat gue berpikir untuk sesegera mungkin nyari jadwal buat merapikan semuanya.


Terinspirasi dari Perpustakaan dan Kostan Fathur

Semester 4 ini mengharuskan gue untuk sering-sering membaca textbook di perpustakaan atau sekedar singgah buat ngerjain tugas (baca: ngadem). Nah, ternyata mulai dari situlah minat baca gue mulai muncul lagi setelah sekian lama tenggelam. Bagi gue, cowok atau cewek yang baca buku itu keren! apalagi kalo cewek yang baca buku! Tapi bukan buku biasa, melainkan yang isinya beragam dan bisa didiskusiin.



Apakah gue nanti akan jadi kutu buku? entahlah, hanya Gramedia yang bisa menjawab hehehe.. :D

Tapi bener, setelah peristiwa "perkenalan" gue dengan beberapa buku perpustakaan, gue mulai memaksakan diri untuk menamatkan beberapa buku tipis dari hasil meminjam di perpustakaan. Akhirnya, 3 - 4 buku pun tamat, gue pun niat untuk mencoba membeli buku baru sendiri. Jadilah sekarang, gue punya beberapa koleksi buku baru yang siap meramaikan meja kerja baru ini.


Dulu memang gue hobby banget belanja buku, tapi gak pernah dibaca. Hingga akhirnya minat baca gue yang timbul lagi memaksa untuk mengumpulkan, membersihkan dan membudidayakan (emang ikan?) kembali buku-buku lama gue dan ternyata koleksinya cukup banyak dan beragam. Mulai dari novel, buku motivasi hadiah dari kunjungan Kick Andy, otobiografi Valentino Rossi, Kamus, Komik (walaupun ada yang bilang komik bukan buku) sampe tutorial komputer. Toh akhirnya gue sadar, yang namanya buku gak ada kata kadaluarsa.

Ketika keinginan mengoleksi buku bacaan baru sebanyak-banyaknya, timbul pertanyaan: masa' buku baru mejanya berantakan.

Kostan Fathur

Selain karena keinginan untuk kembali membeli dan membaca buku baru lagi, gue juga terinspirasi dari kostan temen gue Fathur namanya, yang walaupun kecil, tapi tertata rapi. Bahkan, model kamar kost Fathur seperti ini yang gue suka.

1. Kamar persegi panjang, dengan tembok berisi agenda kegiatan yang bisa dimodifikasi (semacam papan tanggalan besar)

2. Meja rendah yang membuat kita bisa duduk lesehan tanpa kursi, disana ada beberapa novel dan tempat pensil.

3. Kasur springbed rendah

4. Lemari kecil

Wah, pokoknya lumayan deh buat seseorang yang suka kamar kost yang sederhana. Gue pun berpikir, semua barang di kamar pribadi gue udah rapi except~ meja belajar gue. Niat untuk merapikan meja yang sudah gue miliki sejak gue kelas 4 SD itu pun makin tinggi.

Hasilnya Hebat!

Agak berlebihan, awalnya memang lesu, niat berkurang buat ngerapihin meja ini karena terlanjur berantakan (bahkan, gue sempet menunda seminggu untuk merapikan meja ini). Selain itu, gue juga agak kasihan membuang beberapa buku (baca: bukti sejarah) perjuangan gue di kelas 3 SMA.

Boleh percaya atau engga, meja belajar ini udah hampir 2 tahun gak dirapihin. Gak sangka, ketika nyapu di belakangnya ada jasad-jasad renik serangga yang terbujur kaku dan segumpal debu. Sayang gue gak sempet mendokumentasikan meja ini sebelum perbaikan.

Perjalanan pun dimulai, semua gue bersihkan termasuk buku-buku lama gue yang malanglang-buana gue "panggil" kembali kesini. Beberapa ada yang masih bagus banget, ada juga yang kertasnya sudah mulai kuning dan kusam. Tapi gak penting, selama masih bisa dibaca, itu buku masih bermanfaat (banget).



Hampir dua jam membersihkan meja ini, akhirnya semuanya tertata rapi. Hasilnya memuaskan banget, meskipun ada beberapa hal yang kurang. Tapi gak apa, semua kan butuh proses. Beberapa hiasan seperti pesawat terbang membuat meja ini resmi jadi meja kerja 'baru' gue.



Dapet Dukungan Dari Orang Tua

Jelas! Mana ada sih orang tua yang gak seneng dengan peralatan anaknya yang terus dijaga. Buktinya adalah papan tulis yang kalian bisa liat disana memang agak miring, tapi sekarang sudah lurus loh dengan tambahan paku (yang padahal baru rencana gue pakuin seminggu kemudian). Sampai sekarang masih misteri, siapa yang bantuin gue untuk memaku papan tulis itu, apakah bokap, ataukah nyokap gue. Tapi siapapun itu, rasa terima kasih mungkin adalah kata paling pantas yang bisa gue berikan kepada mereka berdua. Nih updatenya:
Papan tulis ini jadi lurus karena dipaku, Gue gunakan untuk menulis hal-hal penting yang kadang suka lupa


 Pasukan Buku Baru

Menambah koleksi buku baru demi memuaskan hobby baca membuat gue berusaha nabung untuk membeli sejumlah buku baru. Tapi tenang, engga seperti dulu yang terkesan mubazir, prinsip gue sekarang "gak boleh beli buku baru sebelum buku yang lama selesai dibaca semua". Komitmen itu pun berhasil menghadirkan dua buku baru yang berhasil gue tamatkan. Buku-buku itu adalah:

1. Bokis 2 karya pak Maman Suherman, beliau adalah jurnalis, kreator beberapa program TV, lulusan kriminologi UI, pembawa acara, dan penulis. Buku itu bercerita mengenai pengalaman beliau selama menjadi jurnalis tentang "behind the scenes" dunia keartisan secara mendalam yang bahkan orang lain belum tahu.

2. Generasi 90'an karya Marchella FP, buku yang kebanyakan gambar ini (mengingat Marchella FP adalah lulusan Desain Komunikasi Visual) mengingatkan kita (engga, gue aja) tentang kehidupan di tahun 90'an dengan semua pernak-perniknya.



Ketemu Buku Lama

Judulnya "Kalau Prabowo Jadi Presiden" (berwarna merah di depan kamus lengkap di atas) buku ini gue beli dulu sekali, dan masih sangat bagus karena tersimpan di rak buku di rumah kami. Gue bawa buku ini ke deretan buku-buku di meja kerja gue tadi.

Perpustakaan Sendiri

Hobi baca dan mengumpulkan buku ini membuat gue rasanya ingin punya perpustakaan sendiri, semacam yang dipunyai Spongebob di rumahnya:


Keren kan? sampe-sampe dia butuh tangga. Nanti gue bikin, sampe-sampe kita harus pake elevator (lift) buat ngambil buku itu. Atau, perpustakaan yang ada di dalam mimpinya Gary?


Apa Yang Kau Tulis, Apa Yang Kau Baca

Ada kata-kata yang bilang:
Kalau mau jadi penulis, banyak-banyak baca jadi kita bisa membentuk gaya penulisan kita sendiri
Adanya anggapan itu betul, gue belajar bahwa beberapa penulis terkenal adalah orang-orang kutu buku. Cita-cita gue sebagai seorang penulis pun bisa terbantu dengan cara banyak membaca. Hehe.. :)

So..Banyakin deh baca, gak rugi kok kita beli buku, atau minimal baca apapun yang bisa kita baca! :)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Fian Berbagi Tulisan Template by Ipietoon Cute Blog Design